Faktanya aplikasi lampu hazard saat berkendara tidak sesuai aturan dan peruntukan. Soalnya, lampu hazard khusus dipakai saat mobil berhenti karena kondisi darurat.
Banyak pengendara yang menyalakan lampu hazard karena dipercaya bisa membantu visibilitas pengendara lain di belakangnya. Namun, penggunaan lampu hazard saat hujan deras malah termasuk kesalahan.
Penggunaan lampu hazard saat hujan deras justru malah membuat bingung pengendara lain. Ketika lampu hazard menyala, otomatis lampu sein tidak berfungsi ketika pengemudi akan belok atau berpindah lajur.
Kedua lampu isyarat belok menyala bersamaan sehingga tidak dapat diketahui ke mana arah mobil. Kondisi ini jelas sangat berbahaya di tengah kondisi lingkungan yang memang sudah kurang kondusif akibat jalan licin, hujan lebat, dan berkurangnya daya pandang.
Selain itu, bias sinar dari lampu hazard yang dipantulkan oleh air hujan malah membuat pengguna jalan lain terganggu oleh silau lampu hazard yang berkedip. Malah, situasi ini membuat pengguna jalan lain kesulitan memperhitungkan posisi mobil yang menyalakan lampu hazard, bahkan berisiko salah melakukan antisipasi seperti saat pengereman mendadak lantaran fokus pandangan terganggu oleh nyala lampu hazard.
Ketika hujan, Anda cukup menyalakan lampu senja atau lampu kecil. Kalau perlu tambahan daya pandang, bisa mengaktifkan lampu utama.
Sumber Foto : Otosia.com