Penelitian Lorenz menunjukkan perilaku seksual wanita memengaruhi produksi hormon mereka. Lorenz mengatakan bahwa hormon, yang bertindak sebagai pembawa pesan untuk membantu otak dan organ lain bekerja sama sangat ‘cerdik’.
Selain itu, Lorenz dan timnya mengatakan, melakukan hubungan seksual secara merata selama seluruh siklus menstruasi, yang berlangsung sekitar 28 hari, lebih penting daripada melakukan hubungan seksual hanya pada masa-masa ovulasi saja.
Menurut Lorenz, wanita yang ‘sering’ dan aktif secara seksual selama dua minggu pertama siklus menstruasi, lebih mungkin memicu ovulasi daripada wanita yang tidak sering berhubungan seks selama jangka waktu tersebut.
Lorenz menambahkan bahwa melakukan hubungan seks yang sangat intens selama dua minggu terakhir dari siklus menstruasi wanita, justru tidak akan berdampak apapun terhadap terjadinya ovulasi.