dr. Raissa Edwina Djuanda selaku dokter spesialis gizi klinik menjelaskan, bahwa kita tidak perlu kalap dalam mengonsumsi vitamin saat pandemi. Hal ini dikarenakan tubuh kita tidak akan menyerap kandungan vitamin yang berlebih yang nantinya hanya akan terbuang melalui urine.
Misalnya saja kita mengonsumsi vitamin C dengan dosis 1.000 miligram, padahal menurut dr. Raissa yang dibutuhkan tubuh kita hanya 75 hingga 90 miligram saja dan sisanya akan terbuang melalui urine.
Nutrisionis Leona Victoria Djajadi, MND juga memaparkan, bahwa ia lebih menekankan kebutuhan vitamin, mineral, dan omega 3 dari makanan utuh. Ia juga menegaskan, bahwa mengonsumsi vitamin berlebih menimbulkan risiko toksisitas, apalagi bentuknya yang sintesis membuat tubuh sulit untuk membuang dan mengaturnya dalam tubuh, sehingga hal ini bisa meningkatkan risiko keracunan.
Menurut dr. Raissa mengonsumsi vitamin terlalu banyak juga bisa memperberat kerja ginjal. Jika kita dalam kondisi sehat dengan pemenuhan gizi seimbang dan menerapkan pola hidup sehat, maka asupan vitamin tidak diperlukan. Kecuali kita dalam kondisi sakit atau kontak erat dengan penderita Covid-19, itupun tidak untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Sumber Foto : www.emc.id