Capaian yang positif dari kinerja keuangan Pertamina pada 2020 ini dikarenakan sejumlah strategi yang dilakukan perseroan, antara lain:
Efisiensi biaya usaha atau operasional.
Efisiensi operasional ini menurutnya berkontribusi terbesar dari keuntungan Pertamina di 2020.
Prioritas alokasi belanja modal (capital expenditure/ capex).
Dari rencana belanja modal US$ 6,4 miliar ditekan menjadi US$ 4,7 miliar. Hal ini dikarenakan adanya prioritas ulang dari alokasi belanja modal pada 2020.
Kenaikan volume penjualan BBM pada kuartal keempat.
Meningkatnya penjualan BBM pada kuartal keempat 2020 bisa menahan laju penurunan penjualan BBM sepanjang 2020.
Pengakuan marketing fee (penjualan minyak mentah dan LNG).
Ini merupakan hasil dari koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Strategi Time to Buy.
Untuk mengoptimalkan harga minyak mentah (crude) ketika masih rendah, maka saatnya untuk membeli minyak (time to buy).
Impairment aset hulu.
Dari sisi kinerja hulu migas, Pertamina mengalami penurunan produksi minyak dan gas bumi sebesar 3% menjadi 863 ribu barel setara minyak per hari (boepd) dari Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 sebesar 894 ribu boepd atau turun 4,2% dari realisasi 2019 yang mencapai 901 ribu boepd.
Sumber Foto : monitor.co.id