OnlyFans selama ini cukup rileks dengan lalu lalang video cabul. Namun sekarang, situs yang berbasis di Inggris ini ingin lebih mengutamakan konten mainstream yang lebih bisa diterima oleh banyak pihak dan video bernada seksual tidak akan bisa lagi ditampilkan.
Namun selain itu, langkah OnlyFans ini adalah akibat tekanan dari perusahaan layanan pembayaran. Visa dan MasterCard misalnya, semakin ketat dalam menegakkan aturan terkait pornografi. OnlyFans juga mengakui bahwa keputusan itu dilakukan untuk memenuhi permintaan dari mitra pembayaran dan bank itu.
Postingan telanjang dari pengguna memang masih diperbolehkan, tapi tidak boleh menjurus ke tindakan tidak pantas. Puluhan ribu pekerja seks memang memanfaatkan situs ini untuk mendatangkan pendapatan cukup besar dari biaya langganan.
Namun OnlyFans semakin membuat regulator jengah karena dicurigai melakukan praktik bisnis ilegal. Di Amerika Serikat misalnya, ratusan anggota Kongres meminta dilakukan investigasi pada OnlyFans lantaran ada konten ilegal merebak termasuk menampilkan anak di bawah umur.
Investigasi dari BBC juga semakin menyudutkan OnlyFans. Mei silam, BBC News melaporkan bahwa OnlyFans gagal menyaring konten yang menampilkan anak di bawah umur. Bahkan walaupun sudah melanggar aturan, sebuah akun tidak secara otomatis ditutup.
Sumber Foto : Uzone