Covid-19 bukan lagi hal baru di masyarakat, virus ini sudah berdampak besar bagi kehidupan masyarakat mulai dari dampaknya di bidang ekonomi, politik, budaya dan sosial. Dalam berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, terdapat banyak isu yang kontradiktif, seperti banyaknya pengangguran, karena hampir 50% penduduk kehilangan mata pencaharian, namun perekonomian masyarakat sedang menurun.
Seperti halnya kebijakan PSBB yang diberlakukan oleh pemerintah pusat selama ini, kebijakan ini bertujuan untuk meminimalisir peningkatan Covid-19 (yang tidak memungkinkan orang melakukan aktivitas di luar ruangan). Semua kegiatan mengajar, tempat wisata, tempat makan, dll harus dihentikan.Dampak dari kebijakan ini sebenarnya telah melemahkan ikatan ekonomi, terutama bagi masyarakat Bangala yang memiliki usaha kecil dan menengah, seperti pedagang, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan yang menjalankan usaha kecil seperti warung masak, dll harus mematuhi Semua peraturan telah membebani komunitas India.
Cari penghasilan harian. Penghasilan yang mereka terima sebelum munculnya Covid-19 dan pendapatan yang mereka terima setelah munculnya Covid-19 sangat berkurang, bahkan banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan. Situasi seperti ini memprihatinkan, sekali lagi pemerintah dianggap tidak peduli dengan keadaan ekonomi mereka. Meski sebagian besar masyarakat menganggap kasus Covid-19 tidak penting, tidak mengherankan yang terpenting adalah mata pencaharian mereka.
Masih banyak lagi lainnya. Bertekad menjual untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan hidup mereka. Namun seiring berjalannya waktu, pemerintah mulai melonggarkan kebijakannya, yang tercermin dari peraturan pemerintah yang memperbolehkan masyarakat untuk tetap menegakkan pencatatan prosedur sanitasi yang ketat, karena dengan adanya kebijakan PSBB tersebut mengharuskan masyarakat untuk melakukan usaha dalam batas waktu yang ditentukan. Kebijakan ini sekali lagi menjadi masalah sosial, dalam batasan waktu tertentu, orang mengira pendapatan komoditas mereka bergantung pada periode waktu tersebut
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat mencoba memanfaatkan jejaring media sosialnya, salah satunya dengan menjualnya melalui media online dengan cara mempromosikan makanan melalui media sosial selain transaksi langsung. Dengan menggunakan jejaring media sosial ini para trader merasa sangat bermanfaat karena situasi Covid-19 saat ini memberikan mereka peluang yang sangat baik untuk memulai bisnis online.Seperti yang kita ketahui bersama, masyarakat cenderung menggunakan sistem online untuk memesan makanan, karena selain praktis Efisien secara eksternal dan sangat membantu dalam mencegah penyebaran virus Covid-19.
Ekonomi digital pada masa pandemi terus berkembang dari waktu ke waktu, dan banyak peluang bisnis online yang dinilai sangat mampu memulihkan ketimpangan ekonomi yang semakin memudar. Oleh karena itu, tidak hanya industri memasak online yang dapat memulihkan perekonomian, tetapi juga minat masyarakat terhadap Hallodok, dll.
Industri farmasi online juga banyak diminati. Terutama pada masyarakat perkotaan perkotaan. Teknologi sangat mempengaruhi perilaku dan pola konsumsi masyarakat, sehingga perekonomian cenderung pulih.
Kontributor: Azkiyatul Qotrunnada Aulia Putri