Para ilmuwan melaporkan bahwa virus corona tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga menyerang sel-sel otak yang menyebabkan gejala neurologis. Beberapa pasien memberi laporan terkait gejala tersebut, seperti kebingungan, sakit kepala, dan delirium.
Tidak diketahui secara rinci bagaimana virus Corona bisa menyerang otak, namun sebuah studi baru melaporkan hal itu. Meski tidak semua pasien mengalaminya, tetapi hal ini menjadi rentan pada beberapa orang karena faktor tertentu, termasuk latar belakang genetik.
Pada studi itu, dr Iwasaki dan timnya mendokumentasikan infeksi otak dalam tiga cara, yaitu pada jaringan otak dari orang yang meninggal akibat COVID-19, pada model tikus, dan dalam organoid, kelompok sel otak di dalam cawan laboratorium yang memiliki bentuk tiga dimensi.
Para ilmuwan lain memanfaatkan pencitraan otak dan gejala yang dirasakan pasien untuk mengambil kesimpulan dalam penelitian itu.
Menurut dr Michael Zandi, konsultan ahli saraf di National Hospital for Neurologu and Neurosurgery di Inggris, pihaknya belum memiliki banyak bukti bahwa virus Corona dapat menginfeksi otak.
Studi yang dilakukan dr Zandi dan rekan-rekannya itu diterbitkan pada Juli lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa pasien COVID-19 dapat menderita komplikasi neurologis secara serius, termasuk kerusakan saraf.
Para peneliti masih perlu menganalisis lebih banyak sampel untuk mengetahui seberapa umum infeksi otak yang terjadi. Ini juga untuk mencari tahu apakah gejala neurologis menyerang pasien dengan gejala ringan atau berat.
Sumber Foto : Indozone