Ini semua tak lepas dari berbagai upaya dan antisipasi yang dilakukan jajaran Pemprov DKI bersama para pihak terkait menyusul informasi soal potensi badai La Nina di Samudera Pasifik dan Madden Julian Oscillation di Samudera Hindia yang disampaikan BMKG awal Oktober lalu.
Setelah dibandingkan dengan di daerah-daerah lain, memang banjir di wilayah Ibukota DKI Jakarta yang paling cepat surut, dengan luas sebaran terus menyusut, serta ketinggian air rata-rata relatif rendah.
Sedangkan di daerah lain ada yang sampai berhari-hari baru terlihat surutnya, Jakarta termasuk wilayah yang surut dalam hitungan jam.
Penanganannya pun mulai dari terobosan dengan membuat codetan dan olakan (penampung air sementara) di pinggir-pinggir jalan untuk diteruskan ke sungai-sungai kecil, sungai besar hingga BKT (Banjir Kanal Timur).
Selain itu ada juga pengerukan lumpur di danau-danau, menyiapkan 729 pompa berbagai jenis, 257 eskavator dan 465 dump truk pengangkut lumpur. Bersama instansi, komunitas masyarakat, dan para pihak terkait, Pemprov DKI melakukan simulasi tanggap darurat.
Sumber Foto : Tempo.co